Oleh Tim AndrieWongso
Ketika karier atau bisnis sudah mencapai puncak, harta
berlimpah, dan reputasi sudah didapat, ke mana lagi tujuan hidup diarahkan? Ada
contoh menarik dalam melakukan ini yaitu kehidupan pasangan pengusaha sukses Michael
Dell & Susan Dell. Beberapa waktu lalu, pasangan pengusaha komputer
ini menyisihkan dananya sebesar US$ 1 miliar (sekitar Rp 9 triliun) untuk
kegiatan sosial mereka. Dana ini tak dikeluarkan sekaligus, tetapi itu angka
yang sangat besar.
Melalui yayasan Michael & Susan Dell Foundation, mereka fokus menolong
anak-anak yang tidak beruntung karena kurang sarana pendidikan dan standar
hidup kesehatannya yang rendah di berbagai kota di dunia. Sasarannya adalah
menolong mereka yang tak berpendidikan hingga menjadi anak yang berpendidikan,
sehat, dan sukses.
Yayasan ini didirikan tahun 1999 dan kini sudah melakukan berbagai kegiatan
mulai dari beberapa kota di Amerika Serikat, India, dan Afrika Selatan.
"Kami kira pendidikan dan kesehatan merupakan masalah penting.
Anak-anak harus sehat agar bisa belajar dan akan-anak yang tak bisa belajar tak
mungkin bisa sukses," ujar Dell mengenai fokusnya itu.
Mungkin pendirian yayasan merupakan "tugas tambahan" Dell dalam
hidupnya sebagai pengusaha. Namun tanpa kepedulian yang terus dikembangkan
kepedulian itu tak akan tumbuh. Dan ternyata itu terbangun dari sikap hidupnya
sebagai pengusaha yang sekaligus menjadi kunci sukses hidupnya. Apa saja yang
dilakukannya? Berikut poin pentingnya yang bisa sama-sama kita serap.
Kembangkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Belia
Jiwa kewirausahaan Dell sudah terlihat sejak usia belasan tahun. Ia memulai
bisnisnya dengan mengumpulkan perangko dan menjualnya kepada sejumlah kolektor.
Saat itu ia bisa meraih pendapatan sampai US$ 2.000. Lumayan untuk pemula.
Namun ia tak puas dengan jumlah sebanyak itu. Untuk meningkatkan omsetnya ia
berjualan koran.
Berbeda dengan penjual koran lainnya, ia punya cara cerdas mengumpulkan
pelanggan. Dell meriset daftar pasangan yang baru nikah dan mengumpulkan daftar
pemilik rumah baru yang ia peroleh dari daftar hipotek bank untuk memudahkan
pencariannya.
Pada usia 18 tahun, ia bahkan sudah punya mimpi besar. Saat itu ia sudah
tertarik pada bisnis PC, lalu ayahnya bertanya, "Apa yang akan kamu
lakukan dalam hidupmu?" Dell lalu menyahut, "Saya akan berkompetisi
dengan IBM?" ujarnya. Mimpinya begitu jelas dan fokus!
Ayahnya kurang senang dengan jawaban itu. Terlebih-lebih Dell kemudian
memutuskan keluar dari University of Texas untuk berjualan PC. Lagi-lagi ia
lakukan sesuatu yang brilian. Dibanding menawarkan PC baru ia memilih layanan upgrade komputer.
Dan ternyata ini pasar yang basah. Terlebih-lebih ia menemukan bahwa menjual PC
secara langsung jauh lebih efektif dibanding berjualan komputer secara
tradisional (mengandalkan toko).
Dan melalui perusahaannya saat itu [PC\'s Limited], ia bisa membuktikan
penglihatannya mengenai celah pasar itu memang benar. Pada tahun 1984 dalam
aktu beberapa bulan saja ia bisa membukukan omset US$ 50.000-80.000 dari bisnis upgrade komputer
dan menjual komponen-komponennya. Tahun 1991, ketika usianya baru 27 tahun, ia
sudah menjadi CEO Termuda pilihan Majalah Fortune.
Tahun 1996, Dell mulai menjual PC-nya melalui internet. Dan respon pasar luar
biasa! Omset Dell mencapai US$ 1 juta per hari. Dan setelah perkembangan
berikutnya, Dell menjadi penguasa bisnis komputer dengan merk "Dell".
Tahun 2001, Dell sudah menguasai pasar PC dunia dengan pangsa pasar 12,8% yang
membuatnya menjadi pembuat PC terbesar di dunia. Sudah tentu, ia sukses mengalahkan
IBM dalam hal penjualan jumlah PC-nya di dunia.
Kunci suksesnya adalah fokus dan selalu mencari cara baru (inovatif) untuk
menaklukkan pasar. Dengan sikap seperti itu, Dell sudah berani menantang pasar
sejak usia muda. "Fokus itu penting. Tetapi sabar juga perlu karena untuk
mengukur segala perkembangan yang telah dicapai kita semua perlu waktu,"
ujarnya.