Belajar Wirausaha

Silahkan copy & paste kode banner di dalam box untuk di pasang di website atau ke Blog sobat :)

About Belajar Wirausaha

Manual Description Here: Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis.

Seberapa Sulitkah Memulai Usaha Itu ?


Hari Selasa kemarin, karena ada keperluan bisnis ke daerah Kalibata, Jaksel, saya dari rumah di bilangan Cibubur meluncur ke tujuan melalui kawasan Cililitan, di mana berdiri gedung PGC (Pusat Grosir Cililitan). Ketika lalu lintas melambat karena adanya lampu merah yang menyala di perempatan Jalan Dewi Sartika, saya sempat melihat di sebelah kiri jalan ada beberapa kios usaha yang rupanya memberikan pelayanan perbaikan mesin ketik manual.

Sungguh saya terpana melihat pemandangan di sana, karena berbagai jenis mesin ketik produksi jadul (jaman dulu, dan benar-benar jadul alias kuno), dipajang berjejer di dalam dan di atas etalase. Kalau saja tidak melihat bahwa barang-barang itu dipamerkan di kios-kios usaha reparasi, bisa jadi saya berpikir bahwa tempat itu pantas disebut sebagai museum mesin ketik.



Tetapi tidak, kios-kios reparasi itu adalah unit-unit bisnis yang hidup dan berjalan baik. Selama bertahun-bertahun beroperasi di sana, bengkel-bengkel servis mesin ketik tersebut mampu memberi kehidupan dan nafkah yang mencukupi bagi para pemiliknya. 


Secara bisnis, ini membuktikan bahwa yang namanya ceruk pasar itu selalu ada. Ceruk pasar atau niche market menurut istilah saya sendiri adalah "pasar di dalam pasar". Yaitu sebuah wahana jual beli yang ukurannya lebih kecil, dan hidup karena adanya kebutuhan konsumen di dalam pasar yang lebih besar.

Ceruk pasar memang kecil, bahkan kadang tersembunyi, sehingga tidak semua pelaku usaha mampu mendeteksi kehadirannya. Dalam kasus mesin ketik jadul di atas, para pemilik bisnis di sana merupakan sebagian dari sekian banyak orang yang sukses mencium peluang ceruk pasar. Tidak banyak orang akan menyangka, bahwa pengguna mesin ketik manual ternyata masih cukup banyak jumlahnya. Sehingga dari situ bisa tercipta sebuah komunitas jual beli (pasar) yang mampu menghidupi banyak pelaku UKM.

Selama ini, sebagian orang merasa kesulitan untuk memulai bisnis, satu dan lain karena merasa kurangnya peluang yang ada. Padahal dunia bisnis sudah menyediakan segalanya bagi siapa saja yang mau memulai usaha, antara lain dengan terciptanya berbagai ceruk pasar yang terus tumbuh semakin banyak sesuai dengan perkembangan teknologi dan bisnis itu sendiri.

Pernah dengar tentang Wahyu Susilo yang mengeksploitasi ceruk di bidang pertinjaan (kotoran manusia) hingga mampu membangun hotel berbintang di Solo? Atau Bambang Suwerda yang mendirikan Bank Sampah? Juga tentang Hidayat yang memulai usaha dari komoditas remeh bernama sampah, tapi akhirnya berhasil menjadi pengusaha besar pemasok bio-massa ke berbagai perusahaan nasional, serta melayani waste-management ke berbagai kawasan elit di Cinere, BSD City dan Cibubur?

Mereka semua memulai dengan kesederhanaan berpikir, objeknya juga hanya komoditas yang sepintas tak berharga. Tapi dengan ketajaman intuisi mendeteksi ceruk, usahanya bukan saja berjalan baik, tapi bahkan mampu melambungkan status mereka menjadi tokoh-tokoh terpandang.

Sebuah pertanyaan klasik umumnya berbunyi: "Mau usaha kan perlu modal uang banyak, sedangkan saya nggak punya, lantas gimana?" Saya bisa pastikan bahwa memulai usaha nggak perlu uang banyak. Yang paling penting adalah modal niat. Kalau niat ada dan serius, orang lain mau kok memodali kita.

Pernah dengar nama Erwin Arnada? Itu lho yang bikin heboh dengan majalah "Playboy"nya. Dia adalah teman saya dari kecil. Selama ini dia jadi bos pemilik dan pendiri berbagai media (majalah), seingat saya antara lain "Bintang" dan "Playboy" itu tadi. Apakah dia mendirikan usahanya itu dengan membiaya sendiri permodalan yang diperlukan? Ternyata tidak. Dia cuma berbekal sebuah ide, buat proposal, cari investor, presentasi, maka jadilah sebuah bisnis besar.

Dua belas tahun lalu, saya bersama beberapa teman mendirikan sebuah perusahaan IT berbekal secarik kertas (benar-benar hanya 1 halaman!) yang kita sebut proposal. Ternyata big-boss Grup Investor (media cetak dan on-line) mau menaruh uangnya lebih dari Rp. 1M ke rekening kami yang masih kering kerontang.

Dengan cara yang sama, adik saya yang nggak punya modal tapi ingin berbisnis di bidang periklanan, bisa menarik salah satu tokoh grup Bakrie untuk menaruh investasi yang cukup besar di perusahaan mereka PT Mitraguna Adhikriya.

Ada lagi yang tanya: "Kalau saya mau berbisnis skala kecil, bank-bank nggak ada yang mau pinjemin duit. Apa solusinya?" Kalau skala kecil, ya nggak perlu ke bank. Cukup datang ke koperasi simpan-pinjam. Nggak pake rewel, cukup dilihat saja usahanya, kalau dinilai berpotensi, pasti dikasih pinjaman. Gak perlu jaminan macem-macem.

Di Pejompongan, Jakpus, ada koperasi warga yang omsetnya sudah milyaran, namanya Koperasi Tunas Jaya. Mereka siap membiayai siapa saja yang serius mau usaha di ranah UKM. Kalau mau usaha yang skalanya lebih gede, ada koperasi yang bernama "Kospin" siap membantu. Ini koperasi hebat, karena berkebalikan dari koperasi-koperasi lainnya yang banyak dibiayai bank, Kospin malah justru pernah membiayai bank. Hebat kan?
"Konsep dan ide usaha saya sebenarnya berpotensi bagus, dan bank berminat memberi pinjaman. Sayang saya nggak punya agunan. So what?" Oh, belum tahu ya? Orang-orang dengan kebutuhan seperti Anda merupakan ceruk pasar dari orang-orang yang memiliki aset. Beberapa pemilik aset bahkan ada yang membangun usaha resmi yang bergerak dalam bidang peminjaman aset untuk agunan para debitur bank.

Ada lagi yang tanya: "Saya punya peluang di sebuah instansi. Tapi saya belum punya perusahaan resmi seperti PT atau CV. Sulit kan?" Nggak lah. Di dunia bisnis, semua tersedia. Kalau perlu badan hukum usaha, PT, CV atau apa pun, ada kok komunitas bisnis yang siap menyediakannya untuk kita. Tinggal bagaimana nanti soal bagi hasilnya saja. Mudah kan?

"Saya punya prospek bagus di sektor pemerintahan dan swata. Tapi modal saya tanggung, dan saya nggak PD soal manajemen. Apa solusinya?" Nah, kalau seperti ini mungkin sebaiknya Anda hubungi perusahaan modal ventura (PMV). Kalau menurut PMV prospek Anda memang bagus, mereka mau kok memasok bantuan modal berapa pun ditambah menyuplai tenaga manajemen (terutama keuangan) di perusahaan Anda. Coba deh, salah satunya adalah PT Astra Mitra Ventura yang bisa Anda hubungi.

"Modal keuangan saya cuma sedikit. Kalau saya pakai usaha, tagihannya lama, saya takut usaha saya nggak bisa berkembang. Bagaimana ini?" Di dunia bisnis ada yang namanya sistem factoring. Perusahaan factoring akan menalangi tagihan Anda, sebelum pembayaran jatuh tempo. Jadi Anda tidak perlu menunggu cairnya tagihan sebelum melanjutkan usaha atau menggarap proyek-proyek berikutnya. Cukup mufakat dengan perusahaan factoring soal fee yang harus dibayar.

Nah, kalau kembali ke persoalan yang diajukan pada judul artikel ini, seberapa sulitkah memulai usaha itu, maka dengan menyimak berbagai soal vs solusi di atas, tentu kita sampai pada kesimpulan bahwa memulai dan menjalankan usaha itu tidaklah sulit. Karena semua fasilitas sudah tersedia di dunia bisnis. Oleh karenanya patut saya himbaukan pada peminat wirausaha, kalau memang ingin berbisnis, sebaiknya jangan hanya wacana doang..!? Segeralah terjun sekarang juga. Apalagi yang perlu ditunggu?

Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan

Read More...

No More UKM, Usaha Kecil Melulu


Sejak era reformasi, idiom UKM (Usaha Kecil dan Menengah) sangat sering dijumpai di berbagai media massa. Istilah tersebut juga sering menjadi wacana yang hangat dalam berbagai forum seminar. Ibarat gula, UKM menjadi semacam "komoditas" yang menjanjikan masa depan yang luar biasa.

Namun, bagaimana sebenarnya nasib UKM? Kalau dilihat dari data di beberapa lembaga resmi negara, salah satunya dari data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), jumlah pengusaha kelas UKM itu mencapai lebih dari 40 jutaan. Jumlah yang sangat banyak. Dan, seandainya satu usaha itu mempekerjakan dua orang saja, bisa dibayangkan, pengangguran langsung bisa diberantas!


Sayang, jumlah itu hanya hitungan optimis, setidaknya sampai saat ini. Betapa tidak. Ternyata, dari jumlah tersebut, separuh lebih adalah pengusaha kelas mikro, atau bahkan kelas supermikro. Yah, itulah kenyataannya. Banyak yang sudah berkembang, tapi jarang yang kemudian menjadi besar dan mampu jadi usaha mandiri yang menghidupi banyak orang. Namun, ada juga yang kemudian mampu jadi usaha yang benar-benar menjadi besar.


Lantas, apa sebenarnya yang membuat "jurang" perbedaan itu? Barangkali, beberapa tips kecil yang disarikan dari beberapa pengalaman entrepreneur baik lokal dan internasional ini bisa jadi referensi agar usaha yang kita jalankan tak sekadar berkelas UKM, alias Usaha Kecil Melulu tapi bisa jadi Usaha Konglomerasi Mandiri!

1. Mulailah lebih fokus dengan mengatur jadwal yang lebih tertata

Banyak usaha kecil yang ketika mulai membesar, sang pengusaha "tergoda" untuk ekspansi ke bidang lain yang kurang sesuai dengan yang sudah dijalaninya. Ada baiknya, jika ingin mengembangkan usaha lebih besar, kita fokus terlebih dulu.


Menurut John Kotter (pakar dari sekolah bisnis Harvard Amerika, yang menulis buku "Leading Change") untuk berubah menjadi besar, sangat diperlukan perhatian yang terfokus pada usaha yang sudah dijalankan. Dengan fokus, kita bisa mengatur jadwal dan kegiatan berkait pengembangan usaha dengan lebih maksimal.


2. Perhatikan kembali hubungan dengan karyawan 


Usaha kecil dan usaha besar pasti memengaruhi hubungan dengan karyawan. Saat kecil, untuk bertatap muka dan bertukar pendapat dengan karyawan bisa dilakukan dengan mudah untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai tujuan bersama. Namun, saat menjadi besar, tatap muka semacam ini agak sulit terjadi seiring dengan bertambahnya karyawan. Untuk itu, perlu dibuat sebuah sistem di mana karyawan tetap merasa diperhatikan dan pemilik usaha pun tetap bisa menjalin kedekatan sehingga semangat saling dukung demi kemajuan tetap terjaga.

3. Maksimalkan kemampuan teknologi informasi (TI)

Teknologi informasi telah berkembang demikian pesatnya. Karena itu, bagi pengusaha yang ingin membesarkan skala usahanya, sudah seharusnya lebih melek teknologi. Sebab, dengan adanya TI, kita bisa dengan mudah berinteraksi, berkomunikasi, hingga bertransaksi hingga tingkat global. Untuk itu, pembuatan website perusahaan juga menjadi syarat mutlak representasi usaha. Tentu, jika ingin lebih bonafide, penggunaan bahasanya pun harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.


Alibaba.com salah satu contoh nyata di mana sebuah usaha berbasis web yang tadinya bukan apa-apa, dengan kemudahan dan kelengkapan yang diberikan, kini telah membuat Jack Ma - pemiliknya - mampu jadi pengusaha besar.


4. Tingkatkan kemampuan meramal pasar

Salah satu cara pengembangan usaha adalah dengan sebanyak mungkin mengumpulkan informasi yang berguna untuk pengembangan usaha. Karena, dengan informasi tersebut, kita bisa "meramalkan" dan bahkan menciptakan tren baru yang bisa membuat usaha kita makin berkembang. Dengan menganalisis perkembangan yang terjadi, kita akan lebih menguasai pasar untuk melakukan ekspansi usaha.


5. Dorong karyawan lebih kreatif


Karyawan adalah aset paling berharga. Dengan SDM yang mumpuni, bisa dipastikan usaha akan lebih mudah berkembang. Karena itu, cobalah membuat suasana usaha agar karyawan bisa memiliki lebih banyak ide untuk membantu pengembangan usaha kita.


Beberapa perusahaan yang berkembang sering kali membuat kompetisi antarkaryawan, misalnya lomba ide pemasaran paling kreatif. Dengan cara-cara semacam ini, usaha akan lebih memiliki alternatif untuk dikembangkan sesuai dengan tujuan bersama yang telah disepakati sebelumnya bersama seluruh karyawan.


6. Cari partner yang bisa mendukung pengembangan usaha

Salah satu upaya membesarkan usaha dengan cepat adalah dengan menjalin kemitraan, baik yang sifatnya sebagai penanam saham, penggabungan, atau bahkan akuisisi. Namun, untuk usaha yang masih skala kecil, bisa dimulai dengan mencari partner usaha yang sevisi agar usaha pun bisa lebih cepat lajunya.


Salah satu bentuk pengembangan usaha secara cepat yang belakangan sering kita jumpai adalah waralaba. Sebenarnya, bisa dikatakan bahwa konsep waralaba adalah konsep kemitraan untuk membesarkan usaha. Namun, untuk hal ini, memang diperlukan banyak persyaratan yang cukup detail agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. 


7. Tulis ulang rencana-rencana pemasaran

Usaha kecil bisa menjadi besar salah satunya adalah karena implementasi pemasaran yang tepat. Menurut Deb Roberts, CEO dari Synapse, salah satu kunci memahami pasar adalah dengan menguasai 5C, yakni consumer, channel, company, competition, dan climate. Setelah mengetahui beberapa hal seputar pemasaran, sudah saatnya kita bergerak dengan rencana-rencana yang matang dan penuh perhitungan.


8. Pelajari masalah dan perbaiki lebih intensif


Saat masih kecil, ketika mulai bergerak maju, pastilah tantangan yang dihadapi akan lebih besar. Dan, makin besar usaha, makin besar pula masalah yang akan dihadapi. Buat semua analisis terhadap semua hal tersebut, di sana kita akan belajar banyak hal untuk menjadikan usaha lebih kuat dan mandiri saat menghadapi berbagai ujian lain.


9. Perbaiki arus komunikasi


Komunikasi adalah hal paling penting yang bisa membuat usaha kita mandeg, jalan di tempat, atau bahkan maju pesat. Karena itu, jangan remehkan komunikasi, baik internal maupun eksternal. Misalnya, saat mendapat pesanan via SMS atau email, buatlah segera tanggapan yang diperlukan untuk menangani pesanan tersebut. Sedangkan ke dalam, selalu perhatikan komunikasi antarkaryawan. Adanya komunikasi dua arah yang intensif akan mendekatkan karyawan dengan perusahaan sehingga bisa saling dukung guna menggapai impian.


10. Jangan sungkan bertanya, berguru, dan "bercermin"


Ada banyak pengusaha besar yang bisa dijadikan teladan dalam pengembangan usaha. Karena itu, cobalah masuk ke komunitas-komunitas seperti misalnya KADIN, HIPMI, atau komunitas pengusaha lainnya. Di sana, selain bisa meluaskan jaringan, kita bisa mendapat ilmu yang berguna untuk menjadikan usaha kita maju.



Selamat mempraktikkan kiat-kiat di atas, sesuai dengan keadaan Anda. Semoga bisa semakin sukses. Salam sukses luar biasa!

Penulis : Tim AndrieWongso.com







Read More...

Pengertian Kewirausahaan



Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Usaha dibidang perdagangan (dengan maksud mencari keuntungan) berarti perdagangan, perusahaan. Dalam bahasa Inggris istilah wirausaha dikenal dengan istilah entrepreneur (lihat Kamus Dagang, Savary – 1723).

Pada mulanya enterpreneur atau wirausaha diartikan sebagai orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Disamping itu, ada pula yang mengartikan wirausaha sebagai berikut :

· sebagai orang yang berani menanggung resiko
· sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal
· sebagai orang yang menciptakan barang baru.
· sebagai orang yang mengurus perusahaan.

Dalam perkembangannya istilah entrepreneur atau wirausaha didefinisikan sebagai orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

http://elearning.smkn1trucuk.sch.id

Read More...

Popular Post